Jumat, 08 Desember 2017

Naskah Role Play Komunukasi Terapeutik pada Perawat IGD Beserta Tehnik dan Hambatan




Naskah Role Play
Aktris              : Agustin Lisa Andriana         as         Pasien
                         Diah Ayu Kusuma W             as         Perawat 1
 Linda Nur Siwi                      as         Perawat 2
 Neneng Nur Aeini                  as         Ibu Pasien
 Triyani                                    as         Dokter
 Reni Miya Uatami                 as         Penolong 1
 Elia Rahayu                           as         Penolong 2
 Eni Diana                                as         Petugas RM
Narator            : Anis Risma Fadhilah
Operator          : Eni Diana
            Backsound kecelakaan
Narasi
Pada suatu hari terjadi sebuah kecelakaan tunggal yang mengakibatkan seorang remaja perempuan mengalami cidera dan kemudian dilarikan ke rumah sakit Mitra Sehat oleh dua pengendara lain yang menolongnya.
Backsound bunyi ambulance
Pasien (Setengah sadar dengan merintih kesakitan)
Penolong         : “Sus tolong ada pasien kecelakaan, tolong segera
ditangani”
Narasi
Perawat  IGD segera mengambil brankart, dan memindahkan pasien pasien diatas bed.
RM                  : “Maaf anda siapanya ?”
Penolong 1      : “Saya yang menolong sus”
RM                  : “Anda tahu identitas dari korban ini mbak ?”
Penolong 1      : “Tidak sus tapi saya coba tanya ke korbannya dulu.”
(si penolong menghampiri korban)
Penolong 2      : “Dek kamu bawa KTP, boleh saya pinjam dulu untuk administrasi? Kamu bawa hp atau tidak ? Nanti saya akan mengabari keluargamu”
Pasien              : “Di tas pak” (dengan suara lemas).

Narasi
Kemudian si penolong mengurusi registrasi si korban dan menghubungi keluarga klien. Sementara itu,  si perawat sedang menangani korban kecelakaan tadi.
Perawat  1       : “Dek-dek bisa dengar saya ?”
Pasien              : “aduh sakit sus”
Perawat  1       : “yang sakit sebelah mana dek ?”
Pasien (menggerakkan bagian yang sakit.)
Perawat  1       : “pusing tidak dek ?”
Pasien              : “pusing sus”
*di receptionis
Keluarga          : “sus anak saya tadi kecelakaan dan dibawa ke rumah sakit. Pasien dengan nama Andriana ?” (dengan ekspresi yang panik)  
RM                  : “disebelah sana buk, mari saya antarkan”

Narasi
Petugas RM pun mengantarkan Ibu pasien menuju bad tempat anaknya
dirawat
RM                  : “ Ini bu, anak ibu ada di dalam”
Ibu                   : “ Oh iya, makasih sus”
RM                  : “ Iya bu, sama-sama”

Narasi
Sang Ibu pun  segera membuka sampiran dan menjumpai anaknya terbaring tak berdaya di atas tempat tidur
Ibu                   : “ Ya Allah nak...... kok bisa sampek kayak gini to?,
apanya yang sakit nak?”
Pasien              : “ Kaki bu, sama pusing”
Ibu                   : “ Lha ini tadi kamu sudah diperiksa sama dokter belum
nak?”
Pasien              : “ Sudah bu”
Ibu                   : “ Terus apa katanya dokter?”
Pasien              : “ Gak tau bu”

Narasi
Ditengah perbincangan ini perawat datang ke ruangan pasien
Perawat 1        : “ Permisi bu, saya izin mau menanyai adeknya sebentar ya
bu”
Ibu                   ; “ Iya sus, silahkan”
Perawat 1       : “Gimana dek ada yang dikeluhkan lagi ?”
Pasien              : “ Masih sus, dada saya terasa sesak ”
Perawat 1        :“ Kalau begitu saya pasangkan oksigen dulu ya, biar nafasnya  lancar.”
Pasien  ( Menganggukan kepala)

Narasi
Perawat memulai tindakan pemberian oksigen pada pasien
Ibu                   : “ Lho nak dadamu sesak juga to?” (Sang ibu kaget)
Pasien  ( Menganggukkan kepala)
Ibu                   : “ Ini kenapa ya sus, kok dada anak saya sesak? Padahal
kan anak saya tidak punya riwayat sakit asma”
Perawat 1       : “ Mungkin anak Ibu mengalami syok, sehingga dadanya    terasa sesak”
Ibu                   : “ Lha ini tadi katanya anak saya sudah diperiksa sama
Dokter, hasilnya gimana ya sus?”
Perawat 1        : “ Oh itu, nanti Ibu akan dijelaskan secara langsung oleh dokter bu”
Ibu                   : “ O begitu ya sus”
Perawat 1        : “ Iya bu, kalau begitu saya permisi dulu ya bu, kalu butuh sesuatu bisa panggil kita di ruang perawat ya bu”
Ibu                   : “ Baik sus”
Perawat 1        : “ Mari bu, permisi”
Ibu                   : “ Oh iya, monggo”

Narasi
Perawat kembali ke ruang perawat dan Ibu pasien tetap menunggu pasien di samping tempat tidur pasien. Setelah beberapa menit kemudian, seorang perawat datang kembali.
Perawat 2        : “ Permisi bu, Ibu diminta untuk menemui dokter sekarang bu”
Ibu                   : “ Iya sus, lha terus anak saya sama siapa
sus?”
Perawat 2       : “ Ibu silahkan temuidokter dulu, anaknya biar saya yang menjaga”

Narasi
Di ruang jaga Ibu pasien bertemu dengan Dokter yang berjaga di IGD
Dokter             : “ Keluarga dari Saudari Andriana ya bu”
Ibu                   : “ Iya dok, bagaimana dengan anak saya dok?”
Dokter             : “ Silahkan duduk dulu bu, saya akan menjelaskan tentang
keadaan anak ibu”
Ibu                   : ” Iya dok” (sambil duduk)
Dokter             : “ Ini sepertinya ada gangguan pada tulang di bagian kaki
Saudari Andriana, dan sejak tadi dia mengeluhkan pusing, jadi untuk mengetahui keadaan tulang di bagian kakinya kita sebaiknya melakukan rogten terlebih dahulu dan juga sebaiknya kita melakukan CT Scan untuk mengetahui keadaan dari bagian dalam kepala anak Ibu”
Ibu                   : “ Memangnya kalau tidak dilakukan itu kenapa ya dok?”
Dokter             : “ Jika tidak dilakukan rogten dan CT scan, kita tidak
mengetahui keadaan pastinya, jadi kita tidak bisa mengambil tindakan selanjutnya”
            Ibu                   : “ Kalau saya pikirkan terlebih dahulu bagaimana dok?”
            Dokter             : “ Iya bu silakan, tetapi saya mohon Ibu segera
memberikan keputusan
agar kita bisa melakukan tindakan selanjutnya”
            Ibu                   : “ Baik dok, kalau begitu saya permisi dulu”
            Dokter             : “ Oh iya bu, silahkan”

            Narasi
Sang ibupun kembali menuju ruangan pasien, namun di tengah perjalanan Ibu bertemu dengan perawat yang menangani anaknya tadi
Perawat 1        : “ Ibu, bagaimana anaknya bu?”
Ibu                  : “ Eh suster, tadi kata dokter sebaiknya dilakukan rogten dan CT scan
pada anak saya, tapi kok saya nggak yakin ya sus?”
Perawat 1       : “ Memang sebaiknya dilakukan itu bu, agar bila terjadi sesuatu bisa segera diketahui dan ditangani, bagaiamana bu apa ada yang kurang jelas?”
            Ibu                   : “ Tapi itu nanti beresiko atau tidak ya sus?”
            Perawat 1        : “ InsyaAllah tidak apa-apa bu”
            Ibu                   : “ Oh ya ya ya, makasih ya sus informasinya”
            Perawat 1        : “ Iya, bu sama-sama, mari bu”
            Ibu                   : “ Iya sus”

            Narasi
Setelah mendapat informasi dari perawat, Ibupun yakin dengan keputusan yang akan diambilnya, dan menuju ruang dokter untuk  konfirmasi
            Dokter             : “ Bagaimana bu?”
            Ibu                   : “ Setelah saya pikir-pikir  saya setuju bila anak saya
dirogten dan di CT scan”
Dokter             : “ Baiklah kalau begitu ibu bisa menandatangani surat
persetujuan tindakan”
            Ibu                   : “ Iya dok, saya tanda tangan dimana?”
            Dokter             : “ Ini silahkan Ibu baca terlebih dahulu , kemudian tanda
tangan di sebelah sini”
            Narasi
            Kemudian Sang Ibu kembali ke kamar pasien , setelah beberapa saat kemudian datanglah seorang perawat.
Perawat 2        : “ Permisi bu, Dek ini mau dilakukan rogten, ini adek mau saya antarkan ke ruang radiologi, sebelumnya perhiasannya dan jamnya dilepas dulu ya, biar dibawa ibunya dulu”
Pasien (menganggukan kepala)
Perawat 2        : “ Mari dek saya antarkan”
Pasien             : “ Saya maunya diantar mbak  perawat yang tadi”
Perawat 2        : “ Perawat yang tadi sudah pulang dek, biar saya antar saja ya dek, Ibunya juga boleh ikut nganter kok
Pasien              : “Iya sus” (terdiam sejenak)

Narasi
Dan akhirnya Andriana pun dibawa ke ruang radiologi untuk diakukan rongten. Dari hasil rogten diketahui bahwa pasien mengalami patah tulang, dan harus di rawat inap untuk segera dilakukan operasi.

A.    Teknik komunikasi Terapeutik yang digunakan dalam role play “ Komunikasi Terapeutik pada Pasien di IGD” adalah :
1.      Observasi  : kegiatan mengamati kondisi klien/orang lain. Observasi dilakukan apabila terdapat konflik antara verbal dan non verbal yang butuh pengamatan lebih mendalam.
Contoh pada dialog
Pasien                   : “aduh sakit sus”
Perawat  1            : “yang sakit sebelah mana dek ?”
Pasien                   : (menggerakkan bagian kaki kiri yang sakit.)
Perawat  1            : “oh yg sakit bagian kaki kiri ya dek? pusing tidak
dek ?”
Pasien                   : “iya sus, pusing sus”
2.      Klarifikasi:  menanyakan kepada klien apa yang tidak dimengerti perawat terhadap situasi yang ada. Klarifikasi dilakukan apabila pesan yang disampaikan oleh klien belum jelas bagi perawat dan perawat mencoba memahami situasi yang digambarkan oleh klien.
Contoh dialog
Perawat  1            : “yang sakit sebelah mana dek ?”
Pasien                   : (menggerakkan bagian kaki kiri yang sakit.)
Perawat  1             : “oh yg sakit bagian kaki kiri ya dek? pusing tidak
dek ?” 
3.      Offering Sel (menawarakan diri): perawat menawarkan diri adalah menyediakan diri untuk membantu kebutuhan klien.
Contoh dialog:
Perawat 2    : “ Permisi bu, Ibu diminta untuk menemui dokter sekarang
bu”
Ibu              : “ Iya sus, (terdiam sejenak) lha terus anak saya sama siapa
sus?”
Perawat 2    : “ Ibu silahkan temuidokter dulu, anaknya biar saya yang
menjaga”
4.      Ekplorasi : mendalami masalah yang dihadapi klien.
Contoh dialog
Perawat 1                : “Gimana dek ada yang dikeluhkan lagi ?”
Pasien                     : “ Masih sus, dada saya terasa sesak ”
Perawat                   : sesak banget atau tidak dek ?
Pasien                     : “iya sus lumayan susah buat nafas”
Perawat 1                :“ Kalau begitu saya pasangkan oksigen dulu ya, biar nafasnya  lancar.”
5.      Menawarkan informasi:  Menyediakan tambahan informasi dengan tujuan untuk mendapatkan respon lebih lanjut.
Ibu                        : “ Ini kenapa ya sus, kok dada anak saya sesak? Padahal kan anak saya tidak punya riwayat sakit asma”
Perawat 1              : “ ibu sesak nafas tidak harus selalu dikarenakan karena penyakit asma bu, ini bisa terjadi pada anak ibu karena klien mengalami syok waktu kecelakaan, sehingga dadanya terasa sesak”
6.      Assertive:  kemampuan dengan secara meyakinkan dan nyaman mengekspresikan pikiran dan perasaan diri dengan tetap menghargai hak orang lain.
Ibu             : “ Eh suster, tadi kata dokter sebaiknya dilakukan rogten
dan CT scan pada anak saya, tapi kok saya nggak yakin ya
sus?”
Perawat 1    : “ Memang sebaiknya dilakukan itu bu, agar bila terjadi sesuatu bisa segera diketahui dan ditangani, bagaiamana bu apa ada yang kurang jelas?”

B.     Hambatan yang terjadi pada kasus komunikasi terapeutik pada pasien di IGD adalah
1.      Tranference : respon tak sadar berupa perasaan atau perilaku klien terhadap perawat yang didasarkan pengalaman pribadi klien.
Contoh dialog
Pasien       : “ Saya maunya diantar mbak  perawat yang baik hati dan mirip ibu saya tadi saja sus”
Perawat    : “ Perawat yang tadi sudah pulang dek, biar saya antar saja ya dek, Ibunya juga boleh ikut nganter kok.
Pasien       : “tidak mau sus, pokoknya saya maunya sama suster yang tadi”
Perawat    : “nanti kalo tidak segera di rotgen adek gak bisa segera sembuh dan tidak bisa segera pulang kerumah hlo”
Pasien       : “ (terdiam sejenak) Iya udah sus, ayo kita ke ruang
rotgen”

1 komentar: